
Yogya is Never Ending, begitu tulisan yang terlihat disebuah papan iklan di pinggir jalan. Wah, tidak kalah dengan slogannya Malaysia yang mengklaim sebagai The Truly Asia. Memasuki Yogya memang ada terkesan setangkup rindu yang kini terobati.. persis seperti Katon dan teman-temannya di Kla Project nyanyikan, Yogyakarta. “Pulang ke kotamu ada setangkup haru dalam rindu.. “.

Sabtu, 24 Januari 2009. Tiba di Bandara Adi Sucipto, pukul 8.30. Masih pagi, karena pesawat kami berangkat dari Jakarta, pukul 6 pagi. Peserta wisata kuliner ada 10 orang, yakni Hari, Didien, Tira, Dewi, Tosan, Hanum, Rina, Diah dan saya (Meita). Kemudian menyusul Handoyo yang memang bermukim di Solo. Senangnya berkumpul dan jalan bareng dengan teman SMA. Padahal sewaktu di sekolah dahulu kami tidak akrab, bahkan ada yang kurang kenal.. maklum, sekolah kami dahulu muridnya banyak. Namun setelah reuni, kami jadi akrab dan dekat satu sama lain. Itulah makna silaturahim yang terjalin kembali, setelah terputus lebih dari 20 tahun.
Kedai Soto "Pak Martoni"

Dalam perjalanan menuju ke penginapan, tanpa terasa kami belum sarapan, jadi lapar sekali.. saat itu waktu menunjukan pukul 9.00. Mampir ke Kedai Soto Pak Martoni, Jalan Raya Janti 333, Gedong Kuning Depan JEC. Menunya Soto Daging, boleh dengan tambahan perkedel dan jeroan. Enak juga sotonya, karena lapar, jadi langsung habis.. tapi jeroannya gak ada yang sentuh.. he..he.. pada takut kolesterol.. Disambut oleh pengamen “profesional” lagunya enak.. dan suaranya merdu. Ada lagu kesukaan Tosan, “kutertipu, kuterpedaya..oleh tipu muslihatmu.., dst..” Memangnya kenapa Tosan? Kamu tertipu? Lagu itu sering banget dinyanyikannya.. Senang sekali sarapan sambil mendengarkan lagu dari pemusik jalanan. . Tak lupa sebelum pulang foto bareng dengan mereka. Kata Didien, pemain gitarnya ”lucu”!

Sehabis makan, Tosan seperti guide.. menunjuki kita nama jalan dan obyek wisata. Dan ternyata dia ”meracuni” kita untuk mampir di toko perak. Sang penjaga toko sampai kewalahan.. karena semua perhiasan diborong, sampai-sampai sisanya tinggal sedikit, maklum semuanya bagus-bagus.. gak tahan, akhirnya dibeli semua (he..he.. bohong deh).
Rombongan melanjutkan perjalanan ke arah Makam Pahlawan. Tosan yang nyupir mobil memasuki jalan Kusumanegara, “itu taman siswa, itu Pabrik Susu Sari Husada” katanya. “Ingat gak dulu waktu kelas II, kita study tour kesana?” Tanya Tira. Oh iya.. ya.. tentu saja saya ingat. Saya dulu sama Hari satu kelompok, bikin penelitian tentang pengolahan susu.. eh salah, maksudnya minyak kelapa sawit. Lah koq..? Ke pabrik susu, tapi yang ditulis kelapa sawit? He..he.. Sepanjang perjalanan si Dewi nyanyi terus .. kalau dengar lagu dari radio di mobil.. tanda suka cita kali ya ?
..
Minum Es Krim di "Merpati Murni"

Lalu kami mampir di toko roti Merpati Murni. Mau Brunch, Hanum makan bubur candil, katanya enak sekali, gak terasa manis.. dan yang bikin kaget, harganya Cuma 2000 rupiah. Tira, borong roti, katanya murah, satunya cuma 2500, tapi sudah seperti roti yang dijual di cafe atau toko roti di Mall yang ada di Jakarta. Kalau di Jakarta satunya bisa 5000-7500. Isinya macam-macam, ada abon, keju, fla, coklat, pisang, dll, semuanya enak banget. Beli 30.000 isinya sudah macam-macam.. seru deh. Lalu tidak lupa minum es krim. Kata Hari, “es disini enak banget”, ternyata benar loh !
"Roemah Eyang"

Akhirnya, tibalah rombongan di Roemah Eyang, penginapan kelas melati tapi seperti hotel butik., resik dan apik. Pokoknya ok deh. Yang penting, nyaman dan bersih.. begitu sampai.. langsung foto, taruh barang sebentar, lalu pergi lagi.. kali ini menuju Kaliurang.


Tiba di kawasan Kaliurang sudah siang pukul 14, “terpaksa” makan siang dahulu di Boyong Kalegan. Resotoran ala kuring.. dengan danau buatan dan rumah-rumah ijuk. Makan ikan gurame. Ikan kecil-kecil (aduuh lupa namanya, kalau gak salah Ikan Wedar?), sayur kangkung, dll. Hmm, lezat. Sambil makan siang, wajah Hanum, Diah dan aku dilukis. Hasil lukisannya... wah jangan dilihat deh, malu..!
Ullen Sentalu Garden


Masih di kawasan Kaliurang, dari musem kami mampir ke warung kopi untuk makan jadah tempe di Warung Jadah Tempe Mbah Carik. Makanan ini benar-benar antik, seperti ketan, tapi dalamnya tempe. Sambil minum wedang jahe atau jeruk hangat. Ennakk deh. Mana habis kehujanan, baju basah.. rasanya nikmat minum yang hangat-hangat.. Gak lupa setelah itu foto-foto.. tettepp !
Yang juga tidak boleh ketinggalan adalah belanja. Kalau yang ini jagonya Tira deh. Dia paling pintar memilih mana yang bagus, mana yang cocok dan kalau di pasar juga pintar menawar. Lalu mampirlah rombongan ke Mirota yang masih terletak di Kawasan Kaliurang.. Pilih-pilih batik hingga lewat waktu Maghrib.
Antri, Gudeg Permata


SOLO
Perjalanan ke Solo kurang lebih 2 jam. Memasuki wilayah Klaten hujan turun lumayan lebat. Di Solo. Kami menjemput Handoyo, dulu waktu SMA pernah ikut vocal group yang ikut meramaikan acara peresmian SMA 34 Filial menjadi SMA 66 di Jalan Bango Pondok Labu. Handoyo didampingin isteri dan anaknya. Di Solo, kami mampir di Pusat Grosir Solo, ramai sekali, parkir penuh. Didalam gerah rasanya. Tapi belanja ternyata jalan terus. Berburu batik lawas.. dapat 2 potong blus dengan harga Cuma Rp 50.000. Lumayan keren..

Di Solo, kami juga mampir ke toko oleh-oleh Mandarijn, borong kue lapis dll, terus mampir minum es krim di Toko Es Krim Tentrem di Jl Urip Sumoharjo. Fruit Cake Ice Cream dan Banana Splitnya.. enak deh.. segarr, Hari dan Tosan pesan Coffee with rum and cream.. hmm..


Dalam perjalanan pulang, semulanya kami ingin beli Abon Varia yang terkenal itu, tapi setiba disana tutup. Kami lupa, besok kan hari raya imlek, jadi beberapa toko terutama yang pemiliknya Orang Cina, tutup tokonya. Di mobil kami sibuk pesan bakpia untuk diantar besok padi. Bakpianya memang enak sekali.. tapi ternyata kami baru tahu, dikardusnya ditulis tersedia di Carrefour, Lebak Bulus. Oalah..


Menuju bandara, mampir terlebih dahulu untuk makan siang di Sate podomoro di Jalan Mataram. Hari bilang, dulu rasanya kalau mau makan sate disini mikir dahulu, karena untuk ukuran mahasiswa cukup mahal. “Tapi sekarang sudah gak mikir lagi kan Har?” Hayuk aja.. leker banget.. aduh..
Kami masih punya waktu cukup lama ke Bandara Adi sucipto. Untuk menghabiskan waktu, mampir ke Museum Affandi yang terletak di Jalan Laksda Adi sucipto yang menghubungkan Kota Yogyakarta dan Solo. Letaknya sangat strategis,tidak jauh dari bandar udara dan di tepi sungai Gajahwong. Tiket masuknya Rp20.000/orang. Jam buka dari pk 09.00-16.00. Menempati tanah seluas 3500m2. Teridiri dari 3 galeri. Yang pertama, untuk meuat hasil karya lukisnnya, didalamnya ada mobil Colt Gallant tahun 1976 yang merupakan mobil kesayangannya. Mobilnya bentuknya lucu, dimodifikasi seperti bentuk ikan. Warnyanya kuning. Galeri II, tempat sanggar melukis anak-anak. Galeri III memejang foto keluarganya; hasil sulaman isterinya, Maryati, Lukisan Kartika dan Rukmini. Kami berdecak kagum melihat lukisan beliau.. harganya ada yang ratusan juta.
Setelah puas melihat lukisan lalu menuju bandara. It’s time to say good bye. Yogyakarta memang kagak ada matinye.. is never ending. Begitu kata slogan. Insya Allah, suatu saat kami kembali lagi. Jangan lupa, kata Tira, kalau habis wisata kuliner, setiba di Jakarta harus puasa Senin Kamis, sebagai penyeimbang. Iya deh, ingetin ya Tir.. Sampai jumpa di tujuan wisata berikutnya: Ho Ci Minh ?
Jakarta, 4 Februari 2009
-Meita-
Tira, baca Surat Yassin di pesawat, karena pesawatnya mengalami turbulance sewaktu pulang ke Jakarta.

Di depan pintu masuk "Roemah Eyang"

Di Kaliurang, yang potret Hari

Tosan, ngapain sih?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar