Sabtu, Agustus 23, 2008

Dian HP dan Keseimbangan Hidup



Dian HP, alumni 34, lulus tahun 1984.




Musik adalah idealisme. Keterampilan, kecerdasan, cita rasa, dan daya cipta dibutuhkan dalam memainkan dan mengembangkan musik. Namun, musik juga komoditas, yang bisa dijual dan menjadi mata pencarian. Bagi Dian HP, keduanya harus 50:50.



Dian Hadipranowo, atau lebih dikenal sebagai Dian HP, adalah salah satu penggubah lagu, penata musik, dan musisi pengiring laris di Indonesia. Namanya sering kita lihat di layar televisi menjadi penata musik atau pengiring acara-acara variety/reality show, seperti ajang pencarian bakat Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang pernah sangat populer itu.



Akan tetapi, selama lebih dari 20 tahun malang melintang di dunia musik profesional, nama Dian HP jarang dimasukkan ke dalam daftar pencipta lagu produktif macam Melly Goeslaw, Yovie Widianto, atau Erwin Gutawa. "Itu karena aku memang jarang ciptain lagu. Aku enggak gampang ciptain lagu, karena aku selalu butuh momen khusus saat membuat lagu," kata Dian yang selalu ramah dan bicara blak-blakan ini.


Sering "ngamen"
Namun hanya karena jarang mencipta lagu sendiri, bukan berarti Dian tak berkiprah dalam industri musik. Menurut dia, waktunya selama ini banyak tersita untuk "ngamen". "Pekerjaanku paling banyak itu ’ngamen’. Aku ini bisa disebut pekerja band. Jadi aku punya band yang sering dipanggil ke acara ini itu sebagai band pengiring," ujarnya.
Namun, yang disebut "ngamen" di sini hanyalah ungkapan merendah Dian HP. Meski sebagian besar melakukan pekerjaan berdasar pesanan, tetapi rekam jejak Dian membuktikan dia bukan musisi berkemampuan kacangan.



Sebagai band pengiring, orang yang diiringi adalah sekelas Ruth Sahanaya, Siti Nurhaliza, Vina Panduwinata, dan Titiek Puspa. Jenis iringannya pun tinggal pilih, mulai dari iringan band standar hingga orkestra penuh. "Aku pernah memimpin full orchestra 48 pieces," kata Dian.
Sebagai penata musik, Dian menggarap rekaman album mulai dari penyanyi cilik Tasya hingga Ruth Sahanaya dan kelompok vokal Warna. Dian juga yang berada di balik sukses konser musik dan pergelaran drama musikal sekelas Mahadaya Cinta dari GSP Production dan Kupu-kupu, A Tribute to Titiek Puspa.



Lulusan IKJ itu juga sangat laris mendapat pesanan membuat musik film (original score) dan lagu soundtrack film. Film terbaru yang ia garap score dan soundtrack-nya adalah Love is Cinta karya sutradara Hanny R Saputra.



Itu semua dari sisi komersial musik yang bisa dijual. Sisi idealnya juga tak ditinggalkan Dian.
Sebagai guru, dia pernah mengajar di Yayasan Musik Indonesia dan saat ini mengelola sebuah sekolah musik miliknya sendiri. Sebagai musisi, ia sedang bereksperimen menggarap album keroncong bersama penyanyi Nya Ina "Ubiet" Raseuki dan musisi jazz Riza Arsyad.


Santapan rutin
Meski tidak berasal dari keluarga musisi, musik adalah satu hal yang sudah dikenal Dian sejak kecil. Putri diplomat Singgih Hadipranowo (almarhum) ini telah mengenal piano pada usia dua tahun. Sebelum lulus sekolah dasar, Dian telah menguasai piano dan mampu membaca partitur.
"Aku mulai belajar musik serius saat kami tinggal di Moskwa, Rusia, pada 1970-an," kenang Dian. Saat itu, les musik klasik dan pertunjukan balet dan teater Bolshoi menjadi santapan rutinnya. Teman-teman sekelasnya di sekolah musik kelak juga menjadi musisi besar Indonesia, seperti Adelaide Simbolon dan Chandra Darusman. "Itu adalah masa-masa terindah dalam hidupku. Meski situasi politik dunia lagi panas, tetapi sebagai anak-anak masa itu indah sekali. Kita bisa bermain salju di depan rumah, setelah itu belajar main musik. Aku jatuh cinta pada musik," kenang Dian.



Pulang ke Indonesia tahun 1978, panggung musik populer Indonesia sedang bergairah dengan sukses lagu Badai Pasti Berlalu. Kegairahan itu menggoda Dian untuk terjun ke dunia musik profesional. "Aku mulai benar-benar dari bawah, dari ’ngamen’ beneran, menyanyi dari satu hotel ke hotel lain. Disuruh nyanyi dengan memakai celana pendek banget terus kemudian dikalungin duit juga pernah. Semua pernah aku jalani, dan aku menikmati semua itu," kenangnya.



Statusnya sebagai putri seorang duta besar juga tak membuat jalannya meniti karier di musik menjadi mulus. "Aku pantang minta tolong sama orangtua. Mereka ragu aku bisa hidup di musik. Tetapi aku ingin buktikan bahwa aku bisa hidup dengan bermusik, dan akhirnya terbukti," tutur Dian, yang sempat menjalin rumah tangga dengan musisi Didi AGP ini.
Nama Dian makin dikenal di lingkungan musisi, dan ia berkesempatan kolaborasi dengan nama-nama besar, mulai dari A Rafiq, Fariz RM, Jimmy Manoppo, Dian Pramana Poetra, hingga Guruh Soekarnoputra dan Titiek Puspa. "Cita-citaku sekarang yang belum kesampaian adalah membuat konser anak. Dimainkan oleh anak dan untuk anak-anak," tandas Dian HP.



Ditulis Oleh :

Dahono Fitrianto




Film Liburan Seru


Dibintangi oleh Ari Tulang, Alvin Adam, Cynthia Lamusu dan beberapa pemain cilik pendatang baru di-release pada tanggal 3 Juli 2008. Pengambilan gambar pada film ini berlokasi di Ambarawa dan Gunung Lawu ini.


Film ini merupakan film layar lebar ke-4 yang ilustrasi musiknya dikerjakan oleh Dian HP.
Pada Album OST Liburan Seru (produksi SonyBMG), terdapat 13 lagu yang dibawakan oleh para pemeran film tsb, seperti Ken Nama Amrytha, Raja Intan Permata. Didalamnya memuat lagu-lagu hit klasik dari A.T. Mahmud seperti Gembira Berkumpul, Bintang Kejora, Mendaki Gunung yang di-arrangement ulang oleh Dian HP.

Dian HP salah satu penata musik terbaik saat ini didapuk menjadi musik ilustrator film tersebut juga (bersama Tian Pranyoto Gafar) memberikan 3 karya terbarunya, yaitu Liburan, I Love You Full, dan Holiday.




Tidak ada komentar: